Tuesday, April 14, 2015

Pemberontak Houthi kecam embargo senjata PBB

Di Lansir Dari: BBC News
Pemberontak
Houthi mengecam Dewan Keamanan PBB yang menerapkan embargo senjata bagi mereka dan sekutu. Mereka menyerukan protes untuk menentang tindakan PBB yang mereka sebut mendukung "agresi". Kelompok Houthi berupaya menguasai seluruh negara Yaman dalam beberapa bulan terakhir, yang memicu serangan oleh koalisi pimpinan Arab Saudi. PBB menyebutkan setidaknya 736 orang tewas dan 2.700 orang terluka dalam konflik yang terjadi sejak 26 Maret, tetapi keterangan pejabat setempat menyatakan jumlah korban jiwa kemungkinan lebih banyak. "Komite Mahkamah Revolusioner" pemberontak Houthi menyerukan warga Yaman untuk berdemonstrasi dan melakukan protes pada Kamis (16/04) untuk mengecam resolusi Dewan Keamanan PBB yang mendukung agresi. Dubes Arab Saudi untuk PBB, Abdallah al-Moualimi, mengatakan resolusi memberikan 'persetujuan yang jelas" untuk melancarkan serangan udara. Ketika ditanya kemungkinan untuk melakukan serangan darat, dia memperingatkan bahwa serangan udara merupakan respons terhadap aksi militer Houthi dan jika Houthi gagal untuk memenuhi resolusi, "mereka akan terus menghadapi serangan". "Manuver militer" Sementara itu Mesir mengatakan telah membicarakan tentang kemungkinan melakukan "manuver militer besar" dengan Arab Saudi, dan negara-negara Teluk lainnya.Resolusi PBB itu menargetkan pemimpin pemberontak Abdul Malik al-Houthi, tokoh senior Abd al-Khaliq al-Houthi dan Abdullah Yahya al-Hakim. Penerapan sanksi juga dilakukan terhadap para pendukung utama pemberontak, termasuk mantan Presiden Ali Abdullah Saleh dan anak laki-laki tertuanya selaku mantan komandan elite Pasukan Penjaga Republik. Sementara itu, al-Qaeda di Yaman mengatakan ulama seniornya, Ibrahim al-Rubaish, tewas dalam serangan pesawat drone. Tetapi belum ada keterangan resmi mengenai kematian Ibrahim al-Rubaish dari Yaman ataupun AS. Konflik bersenjata di Yaman menyebabkan sejumlah negara mengevakuasi warga negaranya, termasuk Indonesia. Kementerian Luar Negeri menyatakan sekitar 4.000 orang WNI tinggal di Yaman, dan lebih dari 1.000 orang telah kembali ke Indonesia.

No comments:

Popular Posts

Disqus Shortname

Comments system